Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

AKM : Pengertian, Tujuan, Konsep dan Komponennya

Pengertian

AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum ini adalah salah satu bentuk dari Asesmen Nasional yang terdiri atas survei karakter, survei lingkungan belajar, hingga asesmen kompetensi minimum itu sendiri. 

AKM
Asasmen Kompetensi Minimum
Asesmen atau penilaian atau langkah yang digunakan oleh pendidik untuk mengukur hasil belajar dari para peserta didiknya. Hasil belajar tersebut meliputi bagaimana proses belajarnya, kemajuan dalam berpikir, dan upaya perbaikan hasil belajar sebelumnya (remedial).

Meskipun AKM ini disebut sebagai pengganti dari Ujian Nasional (UN), tetapi perannya tetap sama  yakni untuk mengevaluasi prestasi dan hasil belajar siswa secara individual. Tidak hanya itu saja, AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum ini akan menyajikan beragam masalah dengan konteks yang berbeda-beda, yang nantinya diharapkan mampu untuk dituntaskan oleh peserta didik berdasarkan kemampuan literasi dan numerik yang mereka miliki.

Dalam AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum ini, lebih menekankan pada dua konteks dasar yakni literasi dan numerasi. Berhubung AKM ini adalah bentuk penyederhanaan dari Ujian Nasional (UN), makanya materi yang diujikan juga hanya ada tiga saja yakni bahasa (literasi), matematika (numerasi), dan penguatan pendidikan karakter. Adapun pada soal AKM bahasa (literasi) dan matematika (numerasi) akan mengacu pada PISA (Program for International Student Assessment).

Banyak sumber yang mengatakan mengapa AKM ini dilaksanakan pada tengah jenjang, sebab:

  • Memberikan waktu bagi sekolah dan para guru untuk melakukan perbaikan sebelum peserta didik lulus.
  • Supaya tidak dapat dijadikan sebagai alat seleksi bagi peserta didik, yang mana akan menimbulkan rasa stress bagi anak-anak dan orang tua.

Tujuan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum yang disusun oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini memiliki tujuan umum, yakni berupa untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik dalam upaya menyelesaikan suatu permasalahan dengan metode penalaran, bukan sekadar hafalan saja. 

Selain itu, melalui AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) juga diharapkan pada proses pembelajarannya dapat berjalan secara inovatif. Melalui pembelajaran yang inovatif ini, nantinya akan tercapai peningkatan kemampuan bernalar para peserta didik yang berorientasi pada kompetensi literasi dan numerasi. Tidak hanya itu saja, melalui adanya AKM ini, diharapkan tercapainya informasi untuk mengevaluasi mutu pendidikan yang ada di suatu wilayah.

AKM
Pelaksanaan AKM
Soal-soal yang ada di AKM akan menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks, yang mana diharapkan mampu diselesaikan secara baik oleh peserta didik menggunakan kemampuan literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya. Tidak hanya itu saja, melalui pengujian literasi dan numerasi ini, AKM juga dapat meningkatkan High Order Thinking skills (HOTs) pada peserta didik.

Konsep Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

Dalam AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum ini, nantinya akan terdiri atas literasi membaca-numerasi, survei karakter, dan survei lingkungan belajar. Berikut adalah penjelasannya:

1. Literasi Membaca dan Numerasi

Literasi membaca dan numerasi adalah suatu kompetensi mendasar yang mana memang diperlukan oleh semua peserta didik dari jenjang Sekolah Dasar hingga Menengah Akhir, supaya dirinya dapat belajar dan berkontribusi pada masyarakat. Pengukuran literasi dan numerasi ini justru dapat mendorong guru untuk lebih berfokus pada pengembangan daya nalar dibandingkan pengetahuan konten yang luas tetapi malah dangkal.

2. Survei Karakter

Karakter yang dimiliki oleh setiap peserta didik itu memang akan sulit diukur secara mendalam, terutama dengan menggunakan asesmen berskala besar. Meskipun demikian, Survei Karakter ini dapat memberikan informasi mengenai sikap, nilai, dan kebiasaan yang mencerminkan adanya profil Pelajar Pancasila. Melalui Survei Karakter ini, nantinya akan memberikan sinyal kepada institusi pendidikan memang perlu memperhatikan tumbuh kembang dari setiap peserta didiknya secara utuh. Perhatian atas tumbuh kembang tersebut mencakup dimensi kognitif, afektif, dan spiritual.

3. Survei Lingkungan Belajar

Dalam Survei Lingkungan Belajar ini akan mengukur beberapa hal, yakni:

  1. Kualitas pembelajaran.
  2. Iklim keamanan dan inklusif sekolah.
  3. Refleksi guru.
  4. Perbaikan praktik pengajaran.
  5. Latar belakang keluarga peserta didik.

Melalui informasi yang dihasilkan dari Survei Lingkungan Belajar ini, nantinya akan berguna untuk melakukan sebuah diagnosis akan masalah dan perencanaan perbaikan pembelajaran oleh pihak guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan setempat. 

Bahkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga turut menjabarkan konsep AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum ini, yakni:

“AKM mengukur kompetensi yang diperlukan dalam kehidupan, juga sesuai dengan pengertian Literasi Membaca dan Numerasi yang telah disampaikan terdahulu, soal AKM diharapkan tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu tetapi berbagai konten, berbagai konteks dan pada beberapa tingkat proses kognitif. Konten pada Literasi Membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini dibedakan dalam dua kelompok yaitu teks informasi dan teks fiksi. Pada Numerasi konten dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu Bilangan, Pengukuran dan Geometri, Data dan Ketidakpastian, serta Aljabar. Tingkat kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Proses kognitif pada Literasi Membaca dan Numerasi dibedakan menjadi tiga level. Pada Literasi Membaca, level tersebut adalah menemukan informasi, interpretasi dan integrasi serta evaluasi dan refleksi. Pada Numerasi, ketiga level tersebut adalah pemahaman, penerapan, dan penalaran.” 

Pada konteks nantinya akan menunjukkan aspek kehidupan atau situasi pada konten yang digunakan. Dalam AKM ini, konteksnya akan dibedakan menjadi tiga hal yakni personal, sosial budaya, dan saintifik. Kemudian, hasil AKM tersebut akan dilaporkan menjadi empat kelompok yang menggambarkan tingkat kompetensi yang berbeda. Urutan tingkat kompetensi tersebut adalah

  1. Perlu Intervensi Khusus
  2. Dasar
  3. Cakap
  4. Mahir

Komponen Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

Dalam AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum ini, terdapat tiga komponen penting yang mana ketiganya mewakili pengertian dari literasi membaca dan numerasi. 

Komponen-komponen AKM tersebut adalah konten, konteks, dan tingkat kognitif. Selain itu, soal-soal yang digunakan dalam AKM ini juga diharapkan dapat mengukur beberapa komponen tersebut.

Penjelasannya:

Konten

Komponen konten pada bagian literasi membaca lebih mengacu pada berbagai jenis teks yang digunakan, yakni:   

  1. Teks Informasi: Teks yang bertujuan untuk memberikan fakta, data, dan informasi terutama untuk pengembangan wawasan serta ilmu pengetahuan yang tentu saja bersifat ilmiah.
  2. Teks Fiksi: Teks yang bertujuan memberikan pengalaman hiburan, cerita, dan renungan bagi pembaca.

Sementara itu, komponen konten pada bagian numerasi lebih menekankan pada kemampuan:

  1. Bilangan: Kemampuan yang meliputi representasi, sifat urutan, dan operasi beragam jenis bilangan (cacah, bulat, pecahan, desimal).
  2. Pengukuran dan Geometri: Kemampuan untuk mengenal bangun datar, termasuk menggunakan volume dan luas permukaan dalam kehidupan sehari-hari. Serta pemahaman tentang pengukuran panjang, berat, waktu, volume dan debit, serta satuan luas menggunakan satuan baku.
  3. Data dan Ketidakpastian: Kemampuan pemahaman, interpretasi, serta penyajian data maupun peluang.
  4. Aljabar: Kemampuan tentang persamaan dan pertidaksamaan, relasi dan fungsi (termasuk pola bilangan), serta rasio dan proporsi.

Konteks

Komponen AKM berupa konteks ini akan berkaitan erat dengan aspek kehidupan atau situasi yang terjadi pada konten yang tengah digunakan. Dalam komponen konteks terutama pada bagian literasi membaca dan numerasi, dapat dibagi menjadi 3 hal yakni: 

  1. Personal: berkaitan dengan kepentingan diri secara pribadi.
  2. Sosial Budaya: berkaitan dengan kepentingan antar individu, budaya dan isu kemasyarakatan.
  3. Saintifik: berkaitan dengan isu, aktivitas, serta fakta ilmiah baik yang telah dilakukan maupun futuristik.

Tingkat Kognitif

Komponen AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum yang terakhir adalah proses kognitif yang mana berkaitan dengan cara berpikir yang dibutuhkan oleh para peserta didik dalam upaya menyelesaikan masalah atau soal. Pada aspek bagian literasi membaca dan numerasi, tingkat kognitifnya dibagi menjadi 3 level. Jika dalam proses kognitif untuk literasi membaca, akan terdiri atas: 

  1. Menemukan informasi: Meliputi kemampuan mencari, mengakses, serta menemukan informasi tersurat dari wacana.
  2. Interpretasi dan integrasi: Kemampuan memahami informasi tersirat atau tersurat, memadukan interpretasi antar bagian teks untuk menghasilkan inferensi.
  3. Evaluasi dan refleksi: Kemampuan menilai kredibilitas, kesesuaian maupun keterpercayaan teks, serta mampu mengaitkan isi teks dengan hal lain di luar teks

Pelaksanaan AKM
AKM
Sementara itu, untuk numerasi adalah pemahaman, penerapan, dan penalaran. Penjelasannya:

  1. Pemahaman: Kemampuan memahami fakta, prosedur, serta alat matematika.
  2. Penerapan: Kemampuan menerapkan konsep matematika dalam situasi nyata yang bersifat rutin.
  3. Penalaran: Bernalar dengan konsep matematika untuk menyelesaikan masalah bersifat non rutin.

Ragam Butir Soal AKM

Sebelumnya, telah dijelaskan bahwa AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum ini menjadi inovasi dari Ujian Nasional (UN) yang telah diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 2020. Maka dari itu, bentuknya juga akan hampir sama dengan Ujian Nasional. Nantinya, peserta didik akan menjawab soal AKM yang telah tersaji dalam lima bentuk, diantaranya:

  1. Pilihan ganda: Siswa hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal.
  2. Pilihan ganda kompleks: Siswa dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu soal.
  3. Menjodohkan: Siswa menjawab dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya.
  4. Isian singkat: Siswa dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya.
  5. Uraian: Siswa menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.

Baca Juga : Literasi dan Numerasi

Sumber : Berbagai sumber dan referensi yang relevan


Joko Sunaryanto
Joko Sunaryanto Jangan lupakan jati dirimu. "Sangkan paraning dumadi"

Posting Komentar untuk "AKM : Pengertian, Tujuan, Konsep dan Komponennya"